Senin, 20 Agustus 2007

TAFSIR SURAH AL-BAQARAH AYAT 6-9

Oleh: Syaikh Al-Akbar Muhyiddin Ibn Arabi [Mursyid Thariqah Al-Ahadiyyah]

Sesungguhnya orang-orang yang kafir, apakah mereka telah engkau beri peringatan atau belum, mereka tetap tidak beriman. Allah telah memberi cap (tanda) pada hati mereka, juga pada pendengaran mereka, serta pada mata mereka, suatu ghisyawah. Dan mereka berhak mendapatkan siksa yang besar. Di antara manusia ada segolongan orang yang berkata, “Aku telah beriman kepada Allah dan hari akhir.” Padahal mereka itu tidak beriman. Mereka telah memperdayai Allah, dan orang-orang yang beriman. Sesungguhnya mereka itu tidak memperdayai kecuali memperdayai diri mereka sendiri, sedangkan mereka ini tidak merasa (demikian).”Allah Ta’ala menjelaskan posisi manusia-manusia yang ingkar kepada-Nya. Kelompok pertama di antara mereka ini disebut sebagai golongan Asyqiya’, yaitu mereka yang mendapatkan apa yang disebut dengan Qahrul Ilahi (kediktatoran Ilahi). Mereka ini tidak bisa diselamatkan melalui peringatan, bahkan tak ada jalan lain untuk membersihkan mereka dari neraka.Mereka itulah yang mendapatkan terpaan Kalimat Tuhan, bahwa mereka tidak bisa beriman. Sebagaimana orang-orang kafir yang mendapatkan cap sebagai penghuni neraka. Jalan-jalan kebajikan ditutup untuk mereka, serta pintu-pintu Tuhan ditutup untuk mereka.Sebab hati adalah elemen perasa yang mampu menyentuh Perasaaan Ilahi yang menjadi wahana bersamayamnya Ilham. Lalu Allah menghijab mereka melalui tanda-Nya. Sementara indera pendengar dan penglihatan merupakan indera yang bersifat manusiawi. Keduanya merupakan instrumen untuk memahami obyek dan subyek. Namun kedua instrumen itu pun tertutup, sehingga tidak mengalir dalam hati, hingga tidak mampu menyingkap kedalaman batin, yaitu Dzauqul Kasyfi (rasa keterbukaan jiwa), sementara secara empirik tidak mampu memahami gejala-gejala ilmiah eksperimental. Mereka itu dipenjara dalam penjara kegelapan, dan betapa dahsyatnya siksa yang menimpa mereka seperti itu.Kelompok kedua, adalah golongan yang disebutkan, “Di antara golongan manusia ada yang berkata, “Kami telah beriman...dst.” yaitu Asyqiya’ kedua. Mereka telah dicabut imannya karena mengaku telah beriman. Padahal tempatnya iman itu di dalam hati, bukan dalam ucapan. Dalam ayat lain disebutkan, “Katakanlah: Kalian belum beriman, namun katakanlah, “Kami telah Islam, dan iman tidak masuk dalam hatinya.”Makna dari ucapan mereka, “Kami telah beriman kepada Allah dan hari akhir...” adalah bentuk pengakuan atas Tauhid dan hari akhir, keduanya merupakan dasar dan prinsip agama. Mereka mengaku bahwa dirinya tidak terhijabi oleh kebenaran.Perlu direnungkan lebih dalam bahwa Kufur itu merupakan penghijaban dan hijab itu sendiri. Bentuk penghijaban itu adakalanya terhijab dari kebenaran sebagaimana menimpa kaum musyrikin, tetapi juga terhijab dari agama, sebagaimana yang menimpa kaum Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani). Orang yang terhijabi dari kebenaran berarti terhijabi dari agama, yang merupakan jalan yang tak bisa diganggu gugat. Orang yang terhijabi dalam memahami agama, tidak tentu, mereka itu terhijabi dari kebenaran. Mereka itu mengaku telah mampu menyingkapkan tirai kebenaran itu, namun mereka sebenarnya dusta karena imannya telah tercerabut dari hatinya.Mereka telah memperdayai diri mereka sendiri dari dua sisi sekaligus. Yaitu menyatakan kebajikan secara lahiriah, tetapi menyimpan kejahatan secara batiniah. Di samping mereka melakukan pengkhianatan terhadap Allah dan Rasul-Nya.Memperdayai Allah dan memperdayai Rasul-Nya adalah suatu kehancuran jiwa yang luar biasa. Di sinilah awal dari kemunafikan yang sangat destruktif bagi setiap manusia. Kalau mereka melakukan atau mengibarkan bendera Islam, bendera iman, bahkan mereka menyatakan dirinya beriman, sementara jiwanya adalah penuh dengan pengkhianatan terhadap agama Allah dan kebenaran itu sendiri, berarti mereka telah membangun suatu rekayasa pembusukan dari dalam.Dalam konteks dewasa ini, fakta-fakta ayat di atas masih tersebar di mana-mana. Banyak pihak yang seringkali mengatasnamakan Islam, mengatasnamakan Allah, bahkan menggunakan simbol-simbol Islam, kenyataannya hati mereka penuh dengan kekufuran, kebusukan dan pengkhianatan.

Tidak ada komentar: